Jenis Jenis Kerusakan Pada Pekerjaan Beton Dan Lapisan Campuran
Beraspal Serta Upaya Penanganannya
1.
Kerusakan
Pada Beton Bertulang
1.
Retak (cracks)
Retak merupakan kejadian pecah pada beton, berupa garis-garis panjang yang sempit. Retak ini biasa terjadi akibat cuaca yang panas dan berangin. Jenis kerusakan ini sifatnya dangkal dan saling berhubungan. Kerusakan akibat keadaan alam pada beton dengan steel structure (reinforced concrete) maupun prestressed concrete memang seringkali tidak bisa dihindari. Dengan penanganan yang tepat, kerusakan ini tidak akan menimbulkan permasalahan berarti bagi konstruksi.
Retak merupakan kejadian pecah pada beton, berupa garis-garis panjang yang sempit. Retak ini biasa terjadi akibat cuaca yang panas dan berangin. Jenis kerusakan ini sifatnya dangkal dan saling berhubungan. Kerusakan akibat keadaan alam pada beton dengan steel structure (reinforced concrete) maupun prestressed concrete memang seringkali tidak bisa dihindari. Dengan penanganan yang tepat, kerusakan ini tidak akan menimbulkan permasalahan berarti bagi konstruksi.
Upaya penanganannya
yaitu :
Jika retak lebih kecil dari 0,5 mm
lebarnya:
·
Bersihkan
retak tersebut dengan menggunakan sikat dan kemudian ditiup dengan angin
yang bertekanan.
·
Tutup
retak tersebut dengan adukan semen yang encer (semen + bahan tambahan).
Jika lebar retak antara 0,5 mm
sampal 3 mm:
·
Bentuklah
pada bagian retak seperti huruf V sampai kedalaman kurang lebih 5 mm kemudian
bersihkan bagian tersebut.
·
Gunakan
perekat/epoxy yang telah disetujui oleh Direksi yang kemudian dilapiskan pada
sisi bagian V tadi.
·
Kemudian
tutup bagian V tadi dengan adukan semen atau epoxy.
2.
Lubang-lubang pada beton bertulang (void)
Voids merupakan istilah untuk menggambarkan kondisi kerusakan pada beton bertulang, berupa lubang-lubang yang ukurannya relatif dalam dan lebar. Penyebabnya ialah proses pemadatan yang dilakukan dengan vibrator yang kurang maksimal dan terlalu sempitnya jarak antara bekisting dengan tulangan atau frame. Yang sering terjadi adalah jarak antar tulang yang terlalu sempit hingga mortar tidak bisa mengisi rongga atau pori-pori antara agregat kasar dengan sempurna.
Voids merupakan istilah untuk menggambarkan kondisi kerusakan pada beton bertulang, berupa lubang-lubang yang ukurannya relatif dalam dan lebar. Penyebabnya ialah proses pemadatan yang dilakukan dengan vibrator yang kurang maksimal dan terlalu sempitnya jarak antara bekisting dengan tulangan atau frame. Yang sering terjadi adalah jarak antar tulang yang terlalu sempit hingga mortar tidak bisa mengisi rongga atau pori-pori antara agregat kasar dengan sempurna.
Upaya
penanganannya yaitu perbaikan
dengan cara grouting furnished
3. Kelupasan
dangkal pada permukaan (scalling/ erosion/spalling)
Kelupasan dangkal pada permukaan beton bertulang merupakan jenis kerusakan yang umum terjadi. Penyebabnya ialah adanya eksposisi yang berulang terhadap proses pembekuan dan pencairan hingga permukaan beton bisa terkelupas (scalling).
Ada pula jenis kerusakan lain yang menyebabkan permukaan beton terkelupas, yakni spalling, yakni melekatnya material di permukaan bekisting yang menyebabkan permukaan beton terkelupas.
Kelupasan dangkal pada permukaan beton bertulang merupakan jenis kerusakan yang umum terjadi. Penyebabnya ialah adanya eksposisi yang berulang terhadap proses pembekuan dan pencairan hingga permukaan beton bisa terkelupas (scalling).
Ada pula jenis kerusakan lain yang menyebabkan permukaan beton terkelupas, yakni spalling, yakni melekatnya material di permukaan bekisting yang menyebabkan permukaan beton terkelupas.
Upaya
Penanganannya yaitu :
·
Penambahan (patching) furnished
·
Perbaikan dengan cara grouting
furnished
·
Perkuatan struktur dengan bahan FRP
composite jenis e-glass (furnished) per lapis pada daerah kering
·
Perkuatan struktur dengan bahan FRP
composite jenis carbon (furnished) per lapis pada daerah kering
4.
Lekatan baja beton
Inilah jenis kerusakan lain yang umum terjadi pada beton bertulang. Kerusakan ini sering terjadi pada komponen struktur penunjang bangunan sipil. Perlu diketahui bahwa lekatan dipengaruhi oleh tingkat kekasaran sebuah permukaan baja dan kualitas beton di sekitar bagian tulangan. Jika kelekatan gagal terjadi atau kurang sempurna, maka akan membuat menurunnya daya dukung pada struktur. Hal ini bsia menyebabkan deformasi. Yang lebih parah bisa menyebabkan runtuhnya struktur konstruksi.
Penyebab lain dari kegagalan kelekatan ialah adanya korosi pada tulangan, terjadinya kebakaran, atau bisa jadi karena terlalu tipisnya selimut beton.
Inilah jenis kerusakan lain yang umum terjadi pada beton bertulang. Kerusakan ini sering terjadi pada komponen struktur penunjang bangunan sipil. Perlu diketahui bahwa lekatan dipengaruhi oleh tingkat kekasaran sebuah permukaan baja dan kualitas beton di sekitar bagian tulangan. Jika kelekatan gagal terjadi atau kurang sempurna, maka akan membuat menurunnya daya dukung pada struktur. Hal ini bsia menyebabkan deformasi. Yang lebih parah bisa menyebabkan runtuhnya struktur konstruksi.
Penyebab lain dari kegagalan kelekatan ialah adanya korosi pada tulangan, terjadinya kebakaran, atau bisa jadi karena terlalu tipisnya selimut beton.
5.
Adanya serangan
kimia
Beberapa bahan kimia digunakan dalam proses konstruksi beton tulangan, baik steel structure maupun baja. Seperti penggunaan fly ash pada campuran beton yang berpotensi bisa memberi pengaruh pada beton terutama pada lingkungan bersulat. Selain itu, adanya tegangan internal bisa juga terjadi akibat dari mengembangnya unsur kimia tertentu pada beton, seperti Ca (OH)2 dengan unsur kimia penyerang.
Beberapa bahan kimia digunakan dalam proses konstruksi beton tulangan, baik steel structure maupun baja. Seperti penggunaan fly ash pada campuran beton yang berpotensi bisa memberi pengaruh pada beton terutama pada lingkungan bersulat. Selain itu, adanya tegangan internal bisa juga terjadi akibat dari mengembangnya unsur kimia tertentu pada beton, seperti Ca (OH)2 dengan unsur kimia penyerang.
6. Korosi Tulangan
Upaya penanganannya yaitu :
·
Bersihkan
karat yang ada pada besi tulangan.
·
Jika
setelah dibersihkan ternyata luas tulangan berkurang hingga 20% maka pada bagian tersebut harus ditambah tulangan yang baru dengan panjang sambungan kurang lebih 300 mm pada masing-masing ujungnya dengan menyambung kannya secara mekanis atau las yang baik sehingga
pemindahan gaya yang ada tetap terjamin dengan baik.
·
Setiap
besi tulangan yang mencuat harus dipotong paling sedikit 20 mm dibawah permukaan
beton kemudian beton diperbaiki.
7.
Beton Keropos
Penyebab beton keropos adalah pemadatan kurang sempurna
saat pengecoran, adukan tidak tercampur dengan sempurna sehingga antara semen
pasir dan air tidak bisa menyatu dengan baik. Akibat yang terjadi jika beton
keropos yaitu mengurangi kekuatan struktur.
Upaya penanganannya
yaitu:
·
Penambalan (patching)
furnished
·
Perbaikan dengan cara grouting
furnished
·
Jika keroposnya banyak maka harus
dilakukan pembongkaran untuk diganti dengan yang baru
8.
Kerusakan Komponen Karena Aus Dan Pelapukan
Penyebabnya
antara lain:
·
Lalu
lintas-pada daerah permukaan lantai beton yang dibuat expose.
·
Pengikisan-umumnya
terjadi pada kolom pilar yang terkikis di sungai.
·
Proses
kimia-adanya reaksi kimia antara lingkungan dan beton.
Upaya Penanganannya
yaitu :
· Jika penyebab kerusakan karena
reaksi kimiawi atau penggaraman maka diperlukan pengujian untuk menetapkan luas
dan dalamnya daerah yang terkena untuk kemudian dapat ditentukan banyaknya pembongkaran.
· Jika kerusakan disebabkan karena
tejadinya karbonasi dan kedalamannya tidak lebih dari 25 mm, maka dapat dilakukan
pelapisan dengan bahan yang direkomendasikan pada bagian luar beton.
9.
Pecah
Atau Hilangnya Sebagian Elemen Beton
Upaya penanganannya yaitu :
·
Angkatlah
elemen yang mengalami kelebihan gaya tersebut akibat pecahnya atau hilangnya
sebagian dari elemen tersebut.
·
Gantilah
bagian yang pecah tersebut dengan bahan yang sesuai spesifikasinya atau yang
serupa/sama dengan bentuk dan ukuran yang ditetapkan dalam spesifikasi aslinya.
·
Bilamana
bagian yang pecah tersebut memerlukan penggantian, maka hubungkan antara
permukaan yang baru dan yang lama harus ditangani sebagaimana diuraikan perbaikan
kerusakan pada beton.
10. Kerusakan Pada Elemen Beton Yang Melendut
Lendutan
yang melebihi lendutan ijin, sehingga membahayakan struktur, perlu penanganan
yang serius,
Upaya penanganannya
yaitu :
1. Akibat
Beban Yang Berlebihan
a. Bilamana
terjadi lendutan akibat beban yang berlebihan, maka diperlukan pemeriksaan
khusus untuk menentukan luas/volume kerusakan.
b.
Hindarkan beban yang berlebihan dengan cara mengadakan pembatasan muatan.
c. Bagian
yang mengalami gaya yang berlebihan harus diperkuat, diganti atau diperbaiki.
d.
Lendutan yang terjadi pada elemen beton akibat beban yang berlebihan biasanya
terjadi karena adanya keretakan atau pecah/hancurnya elemen tersebut. Perbaikan sesuai kerusakan
yang terjadi.
2.
Kerusakan
Pada Lapisan Aspal
1. Bergelombang/Keriting :
Indikasi kerusakan berupa gelombang-gelombang melintang atau tegak lurus arah perkerasan aspal yang terjadi akibat deformasi plastis. Gelombang terjadi pada jarak yang relatif teratur dan pada titik-titik yang banyak mengalami tegangan horizontal dimana lalulintas mulai bergerak dan berhenti atau pada jalan yang berbukit akibat kendaraan mengerem saat turun dan pada belokan tajam dan atau pada persimpangan.
Saran Perbaikan : Dilakukan penambalan diseluruh kedalaman jika perkerasan mempunyai tebal dan fondasi lebih dari 50 mm ,maka keriting dangkal dapat dibongkar dengan mesin pengupas kemudian diikuti dengan lapis tambahan ari hotmix agar struktur perkerasan lebih kuat
2. Alur (rutting) Alur adalah deformasi perkerasan permukaan aspal dalam bentuk turunnya perkerasan kearah memanjang pada litasan roda kendaraan. Distorsi permukaan jalan yang membentuk alur-alur terjadi akibat beban lalu lintas yang berulang-ulang pada lintasan roda sejajar dengan as jalan. Gerakan keatas perkerasan dapat timbul disepanjang pinggir alur. Alur biasanya baru nampak jelas ketika hujan dan terjadi genangan air didalamnya. Alur disebabkan oleh pemadatan atau perpindahan campuran aspal yang tidak stabil.
Saran perbaikan :
- jika penyebabnya dipermukaan maka perbaikan permanen dilakukan dengan menambal seluruh kedalaman atau penambahan lapis tambahan dengan hotmix.
- Jika penyebabnya adalah lemahnya lapis fondasi atau tanah dasar maka diperlukan pembangunan kembali (rekonstruksi)
3. Ambles (depression) Ambles adalah penurunan perkerasan yang terjadi pada area yang terbatas yang mungkin diikuti dengan keretakan. Penurunan ditandai dengan genangan air pada permukaan dan membahayakan lalulintas.
Saran perbaikan : - perawatan permukaan. - Untuk area kerusakan yang besar diperbaiki dengan penambalan permukaan atau seluruh kedalaman.
4. Sungkur ( Shoving) Sungkur adalah perpindahan permanen secara lokal dan memanjang dari permukaan yang disebabkan oleh beban lalulintas. Ketika lalulintas mendorong perkerasan , maka timbul gelombang pendek dipermukaannya. Penggembungan lokal pada permukaan perkerasan nampak dalam arah sejajar dengan arah lalulintas atau perpindahan horizontal dari material permukaan, terutama pada arah lalulintas dimana aksi pengereman atau percepatan sering terjadi. Sungkur melintang juga dapat timbul oleh gerakan lalulintas membelok.
Saran perbaikan :
- perbaikan yang baik dilakukan dengan menambal seluruh kedalaman.
- Jika perkerasan dengan permukaan tipis maka permukaan dikasarkan.
5. Retak (Cracks) Retak dapat terjadi dalam berbagai bentuk , hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor dan melibatkan mekanisme yang kompleks. Secara teoritis retak dapat terjadi bila tegangan tarik yang terjadi pada lapisan aspal melampaui tegangan tarik maksimum yang dapat ditahan oleh perkerasan tersebut. Perkerasan yang kurang kuat tidak mempunyai tahanan terhadap tegangan tarik yang tinggi. Demikian pula jika campuran aspal menghasilkan campuran yang kuat tapi lapisan dibawahnya lemah, maka campuran akan mengalami retak tarik .
Saran perbaikan :
-perbaikan atau penutupan keretakan didasarkan pada ukuran dan tingkat kerusakan.
- Jika perkerasan mempunyai tebal permukaan aspal dan lapis fondasi 5 cm, maka sungkur dangkal dapat dibongkar dengan mesin pengupas dan diikuti dengan lapis tambahan hotmix.
6. Retak Melintang Faktor penyebab kerusakan:
- penyusutan bahan pengikat pada fondasi dan tanah dasar.
- Sambungan pelaksanaan atau retak susut - Kegagalan struktur lapis fondasi
- Pengaruh tegangan ternal atau kurangnya pemadatan
Saran perbaikan :
- perbaikan atau penutupan keretakan didasarkan pada ukuran dan tingkat kerusakan.
7. Retak Diagonal : Faktor penyebab kerusakan:
- Refleksi dari retak susut atau retak sambungan pada material pengikat yang berada dibawahnya.
- Terjadi beda penurunan antara timbunan, galian dan bangunan.
- Desakan akar pohon - Pemasangan bangunan pelayanan umum
Saran perbaikan :
- perbaikan atau penutupan keretakan didasarkan pada ukuran dan tingkat kerusakan.
8. Retak Berkelok-kelok : Faktor penyebab kerusakan:
- Penyusutan material dibawah material rekat atau material butiran halus tertentu.
- Pelunakan tanah dipinggir perkerasan akibat kelembaban naik atau terjdi perbedaan penurunan antara timbunan , galian dan struktur.
- Pengaruh akar tumbuh-tumbuhan.
Saran perbaikan :
- perbaikan atau penutupan keretakan didasarkan pada ukuran dan tingkat kerusakan.
9. Retak kulit Buaya (Alligator Cracks) : Faktor penyebab kerusakan:
- Defleksi berlebihan dari permukaan perkerasan
- Gerakan satu atau lebih lapisan dibawahnya. - Modulus dari lapis fondasi rendah.
- Lapis fondasi atau lapis aus terlalu getas.
- Kelelahan dari permukaan .
- Peapukan permukaan, tanah dasar atau bagis perkerasan dibawah lapis permukaan kurang stabil.
- Bahan lapis fondasi jenuh air karena naiknya air tanah .
Saran perbaikan :
- penambahan parsial atau diseluruh kedalaman.
- Jika tingkat kerusakan ringan, dilakukan pananganan sementara seperti menutup dengan slurry seal . - Lapis tambahan .
10. Retak Blok (Block Cracks) :
Faktor penyebab kerusakan:
- Perubahan volume campuran aspal dengan kadar agregat halus tinggi dan aspal penetrasi rendah.
- Pengaruh siklus teemperatur harian dan pengerasan aspal.
- Sambungan dalam lapisan beton yang berada di bawahnya.
- Retak akibat kelelahan
Saran perbaikan :
- Retak dapat ditutup dengan larutan pengisi.
- Retak yang besar diisi dengan aspal emulsi yang diikuti dengan penanganan permukaan.
- Pengkasaran dengan pemanas dan lapis tambahan
Indikasi kerusakan berupa gelombang-gelombang melintang atau tegak lurus arah perkerasan aspal yang terjadi akibat deformasi plastis. Gelombang terjadi pada jarak yang relatif teratur dan pada titik-titik yang banyak mengalami tegangan horizontal dimana lalulintas mulai bergerak dan berhenti atau pada jalan yang berbukit akibat kendaraan mengerem saat turun dan pada belokan tajam dan atau pada persimpangan.
Saran Perbaikan : Dilakukan penambalan diseluruh kedalaman jika perkerasan mempunyai tebal dan fondasi lebih dari 50 mm ,maka keriting dangkal dapat dibongkar dengan mesin pengupas kemudian diikuti dengan lapis tambahan ari hotmix agar struktur perkerasan lebih kuat
2. Alur (rutting) Alur adalah deformasi perkerasan permukaan aspal dalam bentuk turunnya perkerasan kearah memanjang pada litasan roda kendaraan. Distorsi permukaan jalan yang membentuk alur-alur terjadi akibat beban lalu lintas yang berulang-ulang pada lintasan roda sejajar dengan as jalan. Gerakan keatas perkerasan dapat timbul disepanjang pinggir alur. Alur biasanya baru nampak jelas ketika hujan dan terjadi genangan air didalamnya. Alur disebabkan oleh pemadatan atau perpindahan campuran aspal yang tidak stabil.
Saran perbaikan :
- jika penyebabnya dipermukaan maka perbaikan permanen dilakukan dengan menambal seluruh kedalaman atau penambahan lapis tambahan dengan hotmix.
- Jika penyebabnya adalah lemahnya lapis fondasi atau tanah dasar maka diperlukan pembangunan kembali (rekonstruksi)
3. Ambles (depression) Ambles adalah penurunan perkerasan yang terjadi pada area yang terbatas yang mungkin diikuti dengan keretakan. Penurunan ditandai dengan genangan air pada permukaan dan membahayakan lalulintas.
Saran perbaikan : - perawatan permukaan. - Untuk area kerusakan yang besar diperbaiki dengan penambalan permukaan atau seluruh kedalaman.
4. Sungkur ( Shoving) Sungkur adalah perpindahan permanen secara lokal dan memanjang dari permukaan yang disebabkan oleh beban lalulintas. Ketika lalulintas mendorong perkerasan , maka timbul gelombang pendek dipermukaannya. Penggembungan lokal pada permukaan perkerasan nampak dalam arah sejajar dengan arah lalulintas atau perpindahan horizontal dari material permukaan, terutama pada arah lalulintas dimana aksi pengereman atau percepatan sering terjadi. Sungkur melintang juga dapat timbul oleh gerakan lalulintas membelok.
Saran perbaikan :
- perbaikan yang baik dilakukan dengan menambal seluruh kedalaman.
- Jika perkerasan dengan permukaan tipis maka permukaan dikasarkan.
5. Retak (Cracks) Retak dapat terjadi dalam berbagai bentuk , hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor dan melibatkan mekanisme yang kompleks. Secara teoritis retak dapat terjadi bila tegangan tarik yang terjadi pada lapisan aspal melampaui tegangan tarik maksimum yang dapat ditahan oleh perkerasan tersebut. Perkerasan yang kurang kuat tidak mempunyai tahanan terhadap tegangan tarik yang tinggi. Demikian pula jika campuran aspal menghasilkan campuran yang kuat tapi lapisan dibawahnya lemah, maka campuran akan mengalami retak tarik .
Saran perbaikan :
-perbaikan atau penutupan keretakan didasarkan pada ukuran dan tingkat kerusakan.
- Jika perkerasan mempunyai tebal permukaan aspal dan lapis fondasi 5 cm, maka sungkur dangkal dapat dibongkar dengan mesin pengupas dan diikuti dengan lapis tambahan hotmix.
6. Retak Melintang Faktor penyebab kerusakan:
- penyusutan bahan pengikat pada fondasi dan tanah dasar.
- Sambungan pelaksanaan atau retak susut - Kegagalan struktur lapis fondasi
- Pengaruh tegangan ternal atau kurangnya pemadatan
Saran perbaikan :
- perbaikan atau penutupan keretakan didasarkan pada ukuran dan tingkat kerusakan.
7. Retak Diagonal : Faktor penyebab kerusakan:
- Refleksi dari retak susut atau retak sambungan pada material pengikat yang berada dibawahnya.
- Terjadi beda penurunan antara timbunan, galian dan bangunan.
- Desakan akar pohon - Pemasangan bangunan pelayanan umum
Saran perbaikan :
- perbaikan atau penutupan keretakan didasarkan pada ukuran dan tingkat kerusakan.
8. Retak Berkelok-kelok : Faktor penyebab kerusakan:
- Penyusutan material dibawah material rekat atau material butiran halus tertentu.
- Pelunakan tanah dipinggir perkerasan akibat kelembaban naik atau terjdi perbedaan penurunan antara timbunan , galian dan struktur.
- Pengaruh akar tumbuh-tumbuhan.
Saran perbaikan :
- perbaikan atau penutupan keretakan didasarkan pada ukuran dan tingkat kerusakan.
9. Retak kulit Buaya (Alligator Cracks) : Faktor penyebab kerusakan:
- Defleksi berlebihan dari permukaan perkerasan
- Gerakan satu atau lebih lapisan dibawahnya. - Modulus dari lapis fondasi rendah.
- Lapis fondasi atau lapis aus terlalu getas.
- Kelelahan dari permukaan .
- Peapukan permukaan, tanah dasar atau bagis perkerasan dibawah lapis permukaan kurang stabil.
- Bahan lapis fondasi jenuh air karena naiknya air tanah .
Saran perbaikan :
- penambahan parsial atau diseluruh kedalaman.
- Jika tingkat kerusakan ringan, dilakukan pananganan sementara seperti menutup dengan slurry seal . - Lapis tambahan .
10. Retak Blok (Block Cracks) :
Faktor penyebab kerusakan:
- Perubahan volume campuran aspal dengan kadar agregat halus tinggi dan aspal penetrasi rendah.
- Pengaruh siklus teemperatur harian dan pengerasan aspal.
- Sambungan dalam lapisan beton yang berada di bawahnya.
- Retak akibat kelelahan
Saran perbaikan :
- Retak dapat ditutup dengan larutan pengisi.
- Retak yang besar diisi dengan aspal emulsi yang diikuti dengan penanganan permukaan.
- Pengkasaran dengan pemanas dan lapis tambahan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar