KAITAN PENGENDALIAN MUTU PROYEK DENGAN WAKTU, BIAYA, KUALITAS
Definisi Manajemen
proyek
Manajemen proyek adalah salah satu
cara yang ditawarkan untuk maksud pengelolaan suatu proyek, yaitu suatu metode
pengelolaan yang dikembangkan secara ilmiah dan intensif sejak pertengahan abad
ke-20 untuk menghadapi kegiatan khusus yang berbentuk proyek.
Manajemen proyek adalah usaha pada
suatu kegiatan agar tujuan adanya kegiatan tersebut dapat tercapai secara
efisien dan efektif. Efektif dalam hal ini adalah dimana hasil penggunaan
sumber daya dan kegiatan sesuai dengan sasarannya yang meliputi kualitas,
biaya, waktu dan lain-lainnya. Sedangkan efisien diartikan penggunaan sumber
daya dan pemilihan sub kegiatan secara tepat yang meliputi jumlah, jenis, saat
penggunaan sumber lain dan lain-lain. Oleh sebab itu manajemen proyek pada
suatu proyek konstruksi merupakan suatu hal yang tidak dapat diabaikan begitu
saja, karena tanpa manajemen suatu proyek, konstruksi akan sulit berjalan
sesuai dengan harapan baik berupa biaya, waktu maupun kualitas
Manajemen proyek meliputi proses
perencanaan kegiatan,
pengaturan ,pelaksanaan dan
pengendalian Proses perencanaan, pengaturan, pelaksanaan dan pengendalian
tersebut dikenal dengan proses manajemen
Setiap
proyek tentu diharapkan bisa berjalan dengan baik dan mencapai hasil sesuai
perencanaan. Untuk proyek-proyek yang merupakan pesanan konsumen, tentunya pihak
kontraktor ingin agar proyek mencapai hasil sesuai harapan konsumen. Namun tak
bisa dipungkiri ada beberapa hal tak terduga yang bisa saja terjadi dan proyek
yang sedang dikerjakan tidak berjalan sesuai dengan perencanaan. Untuk mencegah
hal itu, dibutuhkan pengendalian mutu proyek.
Pengendalian
mutu proyek dapat dikerjakan oleh sebuah tim yang dikepalai oleh seorang
manager. Sebelum proyek dimulai, tim hendaknya sudah dibentuk dan dilakukan
penunjukan untuk mengepalai tim. Orang yang ditunjuk untuk menjadi manager
harus disetujui oleh pemberi proyek. Manager pengendalian mutu ini nantinya
akan melaporkan pekerjaan-pekerjaannya secara langsung kepada manager proyek.
Pengendalian
mutu dalam sebuah proyek terdiri dari tiga langkah utama yakni perencanaan mutu,
pengendalian mutu, dan peningkatan kualitas.
·
Pada
langkah perencanaan mutu dilakukan identifikasi terhadap kebutuhan konsumen,
kemudian dibuatlah rancangan proyek yang sesuai kebutuhan konsumen dan
rancangan proses pembuatan proyek sesuai dengan rancangan proyek.
·
Pada
langkah pengendalian mutu, dilakukan identifikasi faktor-faktor yang harus
diperhatikan, mengembangkan metode pengukuran mutu, mengembangkan standar, dan
mengembangkan alat pengendalian mutu.
·
Pada
langkah peningkatan kualitas, dilakukan tindakan yang diperlukan bila terjadi
ketidaksesuaian antara kondisi standar dan kondisi aktual di lapangan. Tindakan
ini bisa berupa penyesuaian ataupun perbaikan.
Tim
pengendalian mutu sebaiknya juga memiliki pedoman teknis pengendalian mutu yang
disusun dengan cermat dan tentunya disepakati bersama. Adapun pedoman teknis
pengendalian mutu ini berisi latar belakang dan pengertian pengendalian mutu
dalam proyek, prosedur pengendalian mutu, strategi pengendalian mutu, sasaran
pengendalian mutu, metodologi yang digunakan, tahapan pengendalian mutu, dan
evaluasi kinerja. Pedoman teknis pengendalian mutu ini dapat dilengkapi pula
dengan bagan atau skema alur pengendalian mutu dan alur pelaporan pengendalian
mutu.
Metode
Pengendalian Mutu
Berhasil
atau gagalnya sebuah proyek sangat bergantung pada peran pengendalian dan
pengawasan. Sebuah proyek yang sedang berjalan pasti akan mengalami
penyimpangan atau perbedaan dari rencana yang sudah ditetapkan. Disinilah
dibutuhkan campur tangan pengendalian dan pengawasan proyek.
Ada
pun metode yang bisa digunakan untuk mengendalikan mutu suatu proyek bisa
disesuaikan dengan jenis proyek dan kualitas yang diinginkan. Secara umum, ada
3 metode yang sering dipakai dalam pengendalian mutu suatu proyek.
1. Pemeriksaan dan Pengkajian
Pemeriksaan dan pengkajian dilakukan
terhadap gambar konstruksi proyek, rancangan pembelian peralatan dan
perlengkapan, model proyek, dan perhitungan desain.
2. Inspeksi dan Pemeriksaan Peralatan
Melakukan pemeriksaan dan melakukan
uji coba untuk memastikan peralatan-peralatan yang digunakan dalam proyek bisa
berfungsi dengan baik. Pemeriksaan bisa dilakukan saat peralatan baru saja
diterima dari hasil pembelian. Pemeriksaan juga perlu dilakukan ketika
instalasi peralatan sedang dikerjakan dan setelah instalasi selesai.
3. Melakukan Pengujian Dengan Sampling
Pengujian dengan sampling dapat
dilakukan untuk memastikan kualitas material sesuai dengan kriteria yang telah
ditentukan. Pengujian dengan sampling perlu dilakukan dengan berpegang pada
beberapa prinsip yakni tepat waktu, efektif dan efisien, serta dapat
dipertanggungjawabkan.
Pengujian
sampling harus dilakukan tepat waktu supaya hasilnya bisa dimanfaatkan dengan
maksimal untuk memberikan masukan-masukan bagi perbaikan kualitas proyek,
khususnya pada bagian-bagian yang belum menyelesaikan pekerjaannya pada tahapan
tertentu. Pengujian sampling harus dikerjakan dengan efektif dan efisien baik
dari metode maupun instrumen yang digunakan supaya bisa mencapai titik-titik
penting yang dapat memberikan gambaran umum pencapaian pelaksanaan proyek.
Pengujian sampling tersebut harus bisa dipertanggungjawabkan secara jujur dan
objektif, karena itu harus jelas pula metode yang digunakan, titik uji sampling
yang diambil dan sasaran uji sampling.
Dokumen-dokumen
Untuk Pengendalian Mutu
Dalam
melaksanakan pekerjaan pengendalian mutu proyek dibutuhkan beberapa dokumen
penting. Dokumen-dokumen ini menjadi acuan pengerjaan proyek sehingga
pelaksanaan proyek dan hasil akhirnya sesuai dengan perencanaan. Adapun
dokumen-dokumen tersebut meliputi:
·
Spesifikasi
teknis
Spesifikasi teknis berisikan uraian yang disusun dengan
lengkap dan jelas mengenai suatu proyek yang hendak dikerjakan sehingga bisa
mencapai harapan semua pihak yang terlibat di dalamnya.
·
Gambar
kerja
Gambar kerja adalah gambar acuan yang dipakai untuk
mewujudkan ide rancangan ke dalam bentuk fisik. Oleh karena itulah, setiap
pihak yang terlibat dalam proyek harus bisa memahami gambar kerja yang telah
dibuat. Gambar kerja yang benar-benar akurat dan detail akan sangat membantu
mewujudkan sebuah proyek dengan tepat.
Gambar kerja yang dibuat oleh
seorang arsitek dilengkapi pula dengan spesifikasi dan syarat teknik pengerjaan
proyek yang lengkap, jelas dan teratur serta perkiraan biaya proyek dan
perhitungan kuantitas proyek. Jika gambar kerja sudah diperiksa dan disetujui,
barulah gambar kerja ini bisa digunakan dalam pengerjaan sebuah proyek.
·
Rencana
mutu kontrak
Dokumen ini merupakan pedoman jaminan mutu dalam pelaksanaan
sebuah proyek. Dokumen ini digunakan untuk memastikan bahwa hasil akhir proyek
sesuai dengan syarat-syarat teknis yang dicantumkan dan telah disepakati di
dalam kontrak. Dokumen Rencana Mutu Kontrak atau RMK memang secara khusus
dibuat untuk menentukan arah pengendalian proses pelaksaaan proyek sehingga
didapat proyek yang berkualitas sesuai dengan harapan.
·
Dokumen
administrasi
Memang ada begitu banyak dokumen administrasi yang menyertai
sebuah proyek. Khususnya untuk pengendalian mutu proyek, dokumen yang
dibutuhkan antara lain hasil uji lapangan, request work dan catatan-catatan.
·
Instruksi
teknis
Dokumen ini disusun untuk menghindari terjadinya kesalahan
dalam pengerjaan suatu proyek. Dokumen ini berisi petunjuk suatu proses kerja
yang harus dikerjakan oleh tim-tim kerja atau kelompok-kelompok yang terlibat
dalam proyek.
Pengendalian
Langsung
Pengendalian
mutu proyek bukanlah pekerjaan yang hanya dilakukan di belakang meja. Tim
pengendalian mutu juga turun langsung ke lapangan. Metode pengendalian secara
langsung di lapangan dilakukan untuk mengamati proses pengerjaan yang
sebenarnya terjadi di lapangan. Pengendalian langsung terhadap pelaksanaan
sebuah proyek dapat diatur dengan tata cara berikut ini.
·
Pemantauan
atau monitoring
Kegiatan pemantauan dilakukan dengan
kunjungan ke masing-masing bagian proyek. Kunjungan ini untuk melakukan
sampling pengendalian mutu tentang pelaksanaan proyek, penyiapan peralatan dan
media yang dibutuhkan, serta penggunaan anggaran biaya yang telah ditetapkan.
·
Supervisi
Supervisi adalah kegiatan yang
dilakukan untuk memastikan satu tahapan pada proyek telah berjalan sesuai
dengan mekanisme atau pedoman yang telah ditetapkan.
- Penguatan kapasitas pengerjaan
Kegiatan ini dilakukan untuk
mendorong tingkatan pencapaian pekerjaan berdasarkan batasan-batasan waktu yang
telah disepakati. Selain itu, kegiatan penguatan kapasitas ini juga dilakukan
untuk mendorong meningkatnya kinerja sesuai dengan tugas, fungsi dan tanggung
jawab masing-masing bagian pada pengerjaan proyek.
Dari
uraian ini terlihat jelas pentingnya pengendalian mutu proyek terhadap
keberhasilan sebuah proyek. Dengan memahami dan mempersiapkan pengendalian mutu
proyek, maka sebuah proyek bisa dibilang sudah ada di jalan yang tepat untuk mencapai
keberhasilan dan kualitas proyek yang sesuai dengan harapan.
TINJAUAN MUTU (QUALITY) DAN PENGELOLAAN MUTU (QUALITY
MANAGEMENT)
Dalam arti yang luas “mutu” atau “kualitas” bersifat subyektif.
Suatu barang yang amat bermutu bagi seseorang belum tentu bermutu bagi orang
lain. Oleh karena itu, dunia usaha dan industri mencoba memberikan batasan yang
dapat diterima oleh kalangan yang berkepentingan, misalnya ISO 8402 (1986):[1]
“Mutu adalah sifat dan karakterisk produk atau jasa yang
membuatnya memenuhi kebutuhan pelanggan atau pemakai (customers).”
Sementara definisi lain untuk mutu yang sering diasosiasian dengan
proyek adalah fitness for use. Istilah ini disamping mempunyai arti
seperti yang diuraikan diatas, juga memperhatikan masalah tersediaya produk,
kehandalan dan masalah pemeliharaan.
Definisi diatas tentunya akan sangat bervariasi tergantung pada
masing-masing bidang usaha maupun industri. Akan tetapi secara umum ada 4
(empat) spektrum mutu/kualitas yakni kualitas perencanaan (quality planning),
pemantauan kualitas (quality
control), jaminan kualitas (quality assurance) dan pengembangan kualitas (quality
improvement).[2]
Manajemen mutu/kualitas mengadopsi beberapa prinsip-prinsip
manajemen[3],
yang dapat diterapkan pada puncak manajemen perusahaan untuk menjadi pedoman
bagi organisasi dalam mengembangkan kinerja organisasi. Beberapa prinsip
tersebut adalah sebagai berikut:
- Fokus pada keinginan konsumen (customer focus)
Suatu perusahaan dapat menjaga dan
mengembangkan konsumennya, bilamana perusahaan dapat mengerti dan memahami
tuntutan dan kebutuhan konsumen saat ini dan mendatang, sehingga berusaha
memenuhi kebutuhan dan mencoba memenuhi ekspetasi konsumen adalah kuncinya.
- Kepemimpinan (Leadership)
Para pemimpin dalam setiap unit
dalam suatu organisasi perusahaan (penyedia jasa konstruksi) menyiapkan dan
diarahkan untuk mengembangkan budaya kualitas. Mereka harus dapat mengkreasikan
dan memelihara budaya kualitas dalam setiap lingkungan internal yang
dipimpinnya, mendorong setiap anggota timnya untuk mencapai tujuan perusahaan
yakni pencapaian target kualitas/mutu pekerjaan, dan dalam hal ini mencapai
mutu/kualitas pekerjaan konstruksi.
- Pengembangan Individu (Involvement of people)
Setiap individu baik karyawan maupun
pemimpin pada setiap level perusahaan jasa konstruksi harus memahami budaya manajemen
kualitas. Setiap individu harus berusaha mengembangkan segala kemampuan dan
kemungkinan yang dapat digunakan bagi keuntungan perusahaan.
- Pendekatan proses (Process approach)
Hasil yang buruk dapat dikurangi
bila setiap aktivitas dan kebutuhan sumber daya (manusia, material/bahan/alat,
waktu) dikelola dalam suatu organisasi perusahaan sebagai suatu proses.
- Pendekatan Sistem Pada Manajemen (System approach to management)
Suatu organisasi perusahaan dapat
efektif dan efisien dalam mengembangkan target dan tujuan mutu/kualitas yang
merupakan kontribusi dari tahap identifikasi, pemahaman dan pengelolaan semua
proses yang saling terkait sebagai suatu sistem.
- Terus Berkembang (Continual improvement)
Salah satu target tujuan
kualitas/mutu secara permanen dari suatu organisasi adalah terus mengembangkan
kinerja pencampaian mutu semua aktivitasnya.
- Perumusan Keputusan Berdasarkan Pendekatan Fakta (Factual approach to decision making)
Keputusan-keputusan yang efektif
adalah beranjak dari dari analisis data dan informasi yang benar.
- Membangun Hubungan yang Saling Menguntungkan dengan Suplier (Mutually beneficial supplier relationships)
Sejak hubungan antara suatu
perusahaan (penyedia jasa konstruksi) dan supliernya adalah interdependent,
maka perlu dikembangkan hubungan yang saling menguntungkan diantara keduanya
untuk memungkinkan pengembangan meningkatkan value keduanya.
8 (delapan) prinsip dasar ini berbasis pada Quality Management System (QMS) standard
dalam ISO 9001:2008.[4]
Pengelolaan
mutu (Quality Management) bertujuan mencapai persyaratan mutu proyek
pada pekerjaan pertama tanpa adanya pengulangan (to do right things right the
first time) dengan cara-cara yang efektif dan ekonomis. Pengelolaan mutu proyek
konstruksi merupakan unsur dari pengelolaan proyeks secara keseluruhan, yang
antara lain adalah sebagai berikut:
- Meletakan dasar filosofi dan kebijakan mutu proyek
- Memberikan keputusan strategis mengenai hubungan antara mutu, biaya dan jadwal
- Membuat program penjaminan dan pengendalian mutu proyek (QA/QC)
- Implementasi Program QA/QC.
Gambar
1 memperlihatkan hubungan dan pembentukan program QA perusahaan, program QA
Proyek, dan QC proyek yang merupakan unsur-unsur pengelolaan mutu proyek.
Sumber
: Soeharto Iman, “Manajemen Proyek: Dari Konseptual sampai Operasional”,
Editor Yati Sumiharti, Cet.3 Jakarta Erlangga, 1997.
Gambar
1. Program QA/QC Proyek
Perlu
juga dipahami bahwa penanganan masalah mutu dimulai sejak awal sampai proyek
dinyatakan selesai. Pada priode tersebut penyelenggaraan proyek dibagi menjadi
pekerjaan spesifik, yang kemudian diserahkan kepada masing-masing bidang/unit
sesuai keahlian. Jadi semua pihak memiliki tanggung jawab yang sama untuk
menjaga kualitas/mutu, bila melaksanakan tugasnya dengan benar dan tepat dari
segi mutu. Atau dengan kata lain harus selalu berorientasi kepada mutu.
Penjaminan
mutu (QA) adalah semua perencanaan dan langkah sistematis yang diperlukan untuk
memberikan keyaknian bahwa instalasi atau sistem yang akan diwujudkan dapat
beroperasi secara memuaskan. Sedangkan pengendalian mutu (QC) adalah bagian
dari penjaminan mutu yang memberikan petunjuk dan cara-cara untuk mengendalikan
mutu material, struktur, komponen atau sistem agar memenuhi keperluan yang
telah ditentukan.
Jadi
Pengendalian Mutu (QC) meliputi tindakan-tindakan yang berupa: pengetesan,
pengukuran dan pemeriksaan apakah kegiatan-kegiatan engineering/konstruksi dan
kegiatan lainnya telah memenuhi dan sesuai dengan kriteria yang digariskan.
Dalam konstruksi kriteria ini berupa SNI, maupun standar internasional yang
berlaku untuk setiap bahan dan pekerjaan konstruksi, misalnya acuan-acuan dalam
pelaksanaan konstruksi meliputi sebagai berikut:
NI-2
Peraturan Beton Bertulang Indonesia (PBI)
1997.
NI-3
Peraturan umum untuk Bahan
Bangunan Indonesia
NI-5
Peraturan Konstruksi Kayu Indonesia (PKKI)
NI-8
Semen Potland
SNI 03-1750-1990
Mutu dan Cara Uji
Agregat Beton.
SNI 15-2049-1990
Mutu dan Cara Uji
Semen Portland.
SNI 03-2052-1990
Baja Tulangan Beton.
SNI 03-6861.1-2002
Spesifikasi air sebagai Bahan Bangunan.
SNI
03-6883-2002 Spesifikasi Toleransi untuk Konstruksi dan
Bahan Beton.
Inspeksi
dan pengetesan dilakukan secara konfrehensif, dan dalam konteks ini dimaksudkan
dengan inspeksi adalah mengkaji karakteristik obyek dalam aspek mutu, dalam
hubungannya dengan suatu standar yang ditentukan, misalnya standar SNI diatas.
Dengan tahapan sebagai berikut:
PENGENDALIAN
BIAYA, MUTU DAN WAKTU
- Kegiatan manajemen pengelolaan dan pengendalian proyek
- Pengendalian biaya pelaksanaan diproyek
- Pengendalian waktu
- Pengendalian mutu
Pendahuluan
Pengendalian biaya, mutu dan waktu
merupakan bagian yang utama agar suatu proyek dapat diselesaikan dengan waktu
yang tepat, biaya yang kompetitif dengan mutu yang dapat dipertanggungjawabkan
memenuhi persyaratan pelanggan.
Proses pengendalian hasil pekerjaan
merupakan persyaratan standar yang mencakup :
uraian karekteristik hasil pekerjaang prosedur dan instruksi kerja penggunaan peralatan yang sesuai peralatan
ukur yang dikalibrasi pelaksanaan
pengukuran dan pemantauan penyerahan dan
pemeliharaan proyek.
Pengendalian biaya, mutu dan waktu
merupakan lingkup utama seorang pelaksana dalam menjalankan pelaksanaan
pekerjaan, guna diperoleh hasil yang memuaskan bagi pengguna jasa sesuai
ketentuan dan persyaratan dalam spesifikasi teknik.
Dalam pekerjaan konstruksi di
perlukan suatu mekanisme manajemen dan mekanisme pengendalian guna mencapai
efisiensi penyelenggaraan proyek tepat mutu, biaya dan waktu yang mencakup
aspek teknis dan administratif.
Kegiatan manajemen pengelolaan dan
pengendalian kegiatan tersebut merupakan
suatu ukuran keberhasilan apabila mutu produk akhir dicapai sesuai dengan
perencanaan teknis dan sesuai koridor waktu yang telah disepakati sejak
diterapkannya spmk sampai fho tahapan
dari kegiatan tersebut meliputi :
1.
Persiapan
dokumen
2.
Rencana
pelaksanaan proyek
3.
Persiapan
fisik lapangan
4.
Proses
pembayaran
5.
Penyesuaian/
perubahan biaya
6.
Perselisihan
7.
Serah
terima
Pengedalian
biaya pelaksanaan
secara konseptual pengendalian biaya terfokus
pada kondisi rentabilitas dan likuiditas agar perimbangan pendapatan dan biaya
proyek tetap terjaga.
Dilihat dari sudut rentabilitas dan
likuiditas kondisi proyek dibagi dalam 4 (empat) kelompok :
1. Rentabilitas bagus dan likuiditas
bagus.
2. Rentabilitas bagus dan likuiditas
jelek.
3. Rentabilitas jelek dan likuiditas
bagus.
4. Rentabilitas jelek dan likuiditas
jelek.
Besar kecilnya modal yang diperlukan
dalam suatu proyek dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain :
1. Persyaratan pembayaran yang
diatur dalam kontrak.
2. Kebijakan opersional (pelaksanaan
kegiatan proyek).
Grafik penerimaan
Grafik biaya
Pengertian
dan maksud pengendalian biaya pelaksanaan
semua upaya/ usaha yang dilakukan,
agar biaya pelaksanaan proyek menjadi wajar, murah dan efisien sesuai rencana
dan atau hasil evaluasi yang dilakukan
Pengendalian biaya pelaksanaan
proyek terkait erat dan sangat dipengaruhi oleh :
1.
Pengendalian
waktu pelaksanaan proyek
2.
Pengendalian
mutu dan hasil pelaksanaan proyek
3.
Pengendalian
sistem manajemen operasional proyek yang bersangkutan yang kurang baik atau
tidak konsisten dalam pelaksanaan penambahan biaya
2
cara tindakan pengendalian yang dilakukan, yaitu :
1. Cara langsung dengan melakukan :
·
peninjauan
·
pengawasan
·
pemeriksaan
·
audit
2. Cara tidak langsung
·
dokumen
proyek
·
melalui
rencana arus kas proyek
·
dokumen
kontrak dan spesifikasi teknik
·
prosedur
dan instruksi kerja
·
laporan-laporan
proyek
Rencana
Anggaran
Pelaksanaan
(RAP)
Proyek
:
Hasil estimasi / perkiraan
biaya-biaya proyek yang merupakan salah satu dokumen kelengkapan sebagai acuan
/ pedoman operasi pelaksanaan proyek dengan mempertimbangkan :
·
Pengalaman atau referensi dan realisasi pengelolaan proyek
yang lalu
·
Hasil observasi ulang arus data sumber daya yang diperlukan
dan lokasi / medan kerja
·
Kebijaksanaan perusahaan
·
Kesepakatan
Tujuan
dibuatnya RAP
·
Sebagai sarana acuan / pedoman dalam pengelolaan hasil usaha
proyek
·
Sebagai tolok ukur atau sarana penilaian atas kesuksesan para
personil yang bertanggung jawab terhadap hasil usaha
·
Sebagai sarana memonitor dan mengevaluasi pengelolaan
operasional dan hasil usaha proyek tersebut.
Prinsip
dalam pembuatan rap
1. Rap hanya memperhitungkan.
- Pendapatan (rencana pendapatan yang diperhitungkan) bukan pembayaran yang diterima)
- Biaya (rencana biaya yang diperhitungkan) bukan pembayaran yang dikeluarkan
·
Rap
dibuat dengan berorientasi pada profit dan efisiensi.
Pengendalian waktu
Merupakan bagian yang utama agar
proyek dapat diselesaikan dengan waktu yang tepat sesuai yang direncanakan.
Tahap dan kendali mutu :
·
Tahap
persiapan
·
Tahap
analisis
·
Tahap
penjadwalan pekerjaan
2
(dua) kemungkinan penyebab terlambat menyelesaikan proyek dari jadwal yang
ditentukan yaitu :
·
Adanya
halangan atau kejadian diluar perhitungan dan pertimbangan dalam pelaksanaan
waktu proyek
·
Program
kerja dan pengendaliann pelaksanaan proyek oleh kontraktor
tidak berjalan sebagaimana mestinya
Pengendalian
mutu
Pengendalian mutu merupakan bagian
utama agar proyek dapat diselesaikan dengan mutu yang dapat dipertanggung
jawabkan memenuhi persyaratan pelanggan terdiri dari :
·
Prinsip
pengendalian mutu
·
Prosedur
pengendalian mutu
Prinsip
penggendalian mutu upaya untuk mewujudkan salah satu dari tiga sasaran utama
manajemen proyek yaitu tepat mutu, tepat biaya dan tepat waktu
Sebagai usulan pengawasan dan tindak
turun tangan terhadap pelaksanaan pekerjaan konstruksi agar memenuhi
persyaratan teknis yang telah ditetapkan didalam dokumen kontrak
3
(tiga) jenis pengendalian :
·
Pengendalian
mutu bahan baku
·
Pengendalian
mutu bahan olahan
·
Pengendalian
mutu hasil pekerjaan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar