Gambaran/Spesifikasi Teknis/Rencana Kerja dan Syarat
untuk Item Pekerjaan Pembangunan Gedung Bertingkat
Pekerjaan Awal Pembangunan Bangunan Bertingkat
a.
Pematokan dan Pemasangan Pekerjaan di
Lapangan
-Jika
dianggap perlu oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus mengadakan survai secara cermat dan memasang patok
beton (Bench Marks) pada lokasi
yang tetap untuk memungkinkan
desain, atau pematokan dan pemasangan
pekerjaan yang harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi dimasa depan.
-Kontraktor
harus memasang patok patok, konstruksi untuk membuat garis dan kelandaian halaman parkir dan sirkulasi
, ketinggian drainase sesuai dengan gambar gambar kegiatan dan menurut
perintah Direksi Teknik. Persetujuan
Direksi Teknik atas garis dan ketinggian tersebut akan diperoleh sebelum pelaksanaan Pekerjaan konstruksi
berikut sesuatu modifikasi
(perubahan) yang diperlukan oleh Direksi
Teknik yang harus dilaksanakan
tanpa penundaan.
-Untuk
pekerjaan-pekerjaan yang
berkaitan dengan bangunan-bangunan
gedung (bangunan utama
terminal, peron dan fasiltas penunjang lainnya), pemasangan
patokpatok/ bowplank harus disiku satu sama lain dan diukur dari
as ke as pondasi.
-Untuk
proses pengukuran dan pematokan tersebut, Kontraktor harus menyediakan semua instrumen yang diperukan,
personil, tenaga dan bahan
yang di minta untuk pemeriksaan pematokan di lapangan atau pekerjaan lapangan yang relevan.A.1.6.5.Peil dan Pengukuran-Kontraktor wajib memberikan kepada Direksi
Teknik setiap kali suatu bagian
pekerjaan akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketetapan peil-peil
dan ukuran-ukurannya.
-Kontraktor
diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran-ukuran
satu sama lain dalam tiap pekerjaan dan segera
melaporkan secara tertulis kepada Direksi
Teknik / setiap terdapat selisih / perbedaan-perbedaan
ukuran, untuk diberikan
keputusan pembetulannya. Tidak dibenarkan Kontraktor membetulkan sendiri kekeliruannya tersebut tanpa persetujuan Direksi Teknik.-Kontraktor bertanggung jawab penuh atas
tepatnya pelaksanaan pekerjaan
menurut peilpeil dan ukuran-ukuran
yang ditetapkan dalam Gambar
Kerja dan Syarat ini.
-Mengingat
setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan
selanjutnya maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguhsungguh.
b.
Peil dan Pengukuran
-Kontraktor
wajib memberikan kepada Direksi Teknik setiap kali suatu bagian pekerjaan akan dimulai untuk
diperiksa terlebih dahulu ketetapan peil-peil dan ukuran-ukurannya.
-Kontraktor
diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran-ukuran
satu sama lain dalam tiap pekerjaan dan segera
melaporkan secara tertulis kepada Direksi
Teknik / setiap terdapat selisih / perbedaan-perbedaan
ukuran, untuk diberikan
keputusan pembetulannya. Tidak dibenarkan Kontraktor membetulkan sendiri kekeliruannya tersebut tanpa persetujuan Direksi Teknik.
-Kontraktor
bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peilpeil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam Gambar Kerja dan Syarat ini.
-Mengingat
setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan
selanjutnya maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguhsungguh.
c.
Pemakaian Ukuran
-Kontraktor
tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum dalam rencana kerja dan
gambar kerja berikut tambahan dan
perubahannya.
-Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari
ukuran-ukuran keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan memberitahukan Direksi
Lapangan tentang setiap
perbedaan yang ditemukannya didalam Rencana Kerja dan Syarat dan Gambar Kerja maupun dalam
Pelaksanaan. Kontraktor baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan
melaksanakannya setelah ada
persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
-Pengambilan
ukuran-ukuran yang keliru
dalam pelaksanaan, didalam hal apapun
menjadi tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya, kepadanya
diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar kerja yang ada.
d.
Rencana Kerja
-Kontraktor
harus membuat Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berupa “ Time schedule/Kurva S“ dan disahkan oleh Direksi
Teknik dan diketahui oleh Pemberi Tugas. Kontraktor berkewajiban
melaksanakan pekerjaan menurut
rencana ini, hanya dengan persetujuan Direksi harus menyimpan dari rencana semula, maka kerugian yang
dideritanya adalah tanggung jawab
Kontraktor.
e.
Direksi, Los Kerja dan Gudang Bahan
-Kontraktor harus membuat los Direksi
secukupnya, menggunakan bahan-bahan
sederhana yang dapat dikunci dengan baik dan dilengkapi dengan peralatan sederhana.
-Kontraktor
harus membuat ruangan-ruangan
untuk menyimpan barang-barang
atau alatalat lainnya dan untukkantor
pelaksana.
-Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus memenuhi syarat teknis dan dapat
dipertanggung jawabkan.
-Kontraktor
harus membuat papan Kegiatan yang ukuran dan modelnya ditentukan oleh Direksi.
f.
Tanggung Jawab Kontraktor
Kontraktor bertanggung jawab atas :
-Ketelitian/
kebenaran hasil pelaksanaan yang dilakukan oleh pelaksana harus sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Gambar –gambar pelaksanaan.
-Kesehatan/Kesejahteraan/Penginapan
Karyawan selama pelaksanaan pekerjaan.
-Kelancaraan
Pelaksanaan Pekerjaan.
-Keamanan/Kerusakan
dari equipment yang dipakai selama pelaksanaan pekerjaan.
-Penerangan
pada tempat pelaksanaan pekerjaan.
-Penjagaan
Keamanan Lapangan Pekerjaan.-Tidak diperkenankan :
·
Pekerja menginap di tempat pekerjaan kecuali dengan ijin
Direksi Lapangan.
·
Memasak ditempat bekerja kecuali dengan
ijin Direksi Lapangan.
·
Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minuman, rokok dan sebagainya ke tempat pekerjaan.
·
Keluar masuk dengan bebas.
Interpretasi Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis
Seorang pelaksana lapangan pekerjaan gedung harus mampu
membaca gambar kerja secara cermat dan teliti sehingga mampu membuat instruksi
kerja secara benar.
Spesifikasi teknis adalah acuan baku mutu bagi seorang
pelaksana lapangan dalam mengendalikan pekerjaan baik mutu waktu, mutu material,
mutu tenaga maupun mutu biaya.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan seorang pelaksana
lapangan dalam membaca gambar kerja adalah :
a. Mengidentifikasi gambar kerja dan spesifikasi teknis
Ada beberapa jenis gambar kerja yaitu
gambar situasi, gambar denah, gambar perspektif dan gambar detail.
Gambar-gambar ini berfungsi sebagai acuan untuk pelaksana lapangan dalam
memberikan arahan kepada tukang dan pekerja dalam mengerjakan tiap item dalam kontrak anda.
Spesifikasi teknis adalah persyaratan
khusus yang harus dipenuhi oleh pelaksana lapangan baik dari sisi dimensi
strukturnya, kualitas maupun kuantitasnya. Persyaratan khusus ini erat
hubungannya dengan persyaratan mutu material, mutu alat dan alat berat, mutu
SDM serta dimensi struktur.
Dalam mengidentifikasi gambar kerja,
mintalah pemilik gedung untuk menyediakan gambar-gambar dibawah ini :
1. Gambar site plan
2. Gambar denah lantai
3. Gambar perspektif
4. Gambar kerja pekerjaan pondasi
5. Gambar kerja pekerjaan pembetonan
6. Gambar kerja pekerjaan bekisting, perancah/scaffolding
7. Gambar kerja pekerjaan kusen pintu dan jendela
8. Gambar kerja pekerjaan atap
9. Gambar kerja pekerjaan plafon
10. Gambar kerja pekerjaan instalasi
11. Gambar kerja pekerjaan plumbing
12. Gambar kerja pekerjaan instalasi pemadam kebakaran
Jika gambar-gambar diatas lengkap tersedia maka anda siap
dalam hal persiapan gambar kerja.
Setelah gambar-gambar lengkap, segera identifikasi
spesifikasi teknis. Anda dapat mengidentifikasi spesifikasi teknis
ini dengan cara melihat ke dalam kontrak. Baca dengan teliti dan catat syarat
khusus material, peralatan dan alat berat dan persyaratan tenaga kerja yang
dibutuhkan. Perhatikan juga metode kerja karena metode kerja ini adalah bagian
dari spesifikasi teknis yang harus anda penuhi.
b. Memeriksa
kesesuaian gambar kerja dan spesifikasi teknis dengan prosedur
Cocokkanlah kesesuaian gambar kerja dengan kondisi
lapangan. Apabila ternyata kondisi lapangan berbeda dengan gambar kerja, maka
anda sebagai pelaksana lapangan harus membuat gambar ketidakcocokan tersebut
dan melaporkan ke atasan anda yaitu manajer lapangan untuk dibuatkan gambar
revisi yang nantinya akan disetujui oleh General Superintended dan pemberi
tugas/pemilik gedung. Setelah gambar revisi disepakati maka dapat anda jadikan
acuan untuk pelaksanaan pekerjaan.
Lakukan pemeriksaan terhadap ukuran, kualitas dan
kuantitas material bangunan. Lakukan juga pemeriksaan terhadap kuantitas dan
kualitas alat dan alat berat yang diperlukan. Jangan lupa mengecek tenaga kerja
apakah sudah sesuai dengan item pekerjaan atau tidak. Jika terdapat
ketidaksesuaian atau sulit mendapatkan spesifikasi yang diinginkan, laporkan
hal ini kepada atasan anda untuk dicerikan solusinya. Solusi ini harus
disetujui oleh GS dan pemberi tugas/pemilik bangunan.
Lakukan pemeriksaan apakah gambar-gambar kerja yang
diperlukan sudah lengkap Setelah itu periksa bentuk bangunan yang akan
dibangun. Cek lagi apakah dimensi/ukuran strukturnya menggambarkan bentuk
bangunan yang diinginkan pemilik gedung dan setelah itu pilihlah metode kerja
yang sesuai.
Periksalah gambar denah. Lihat ukuran ruangan (Panjang
lebar dan tinggi dinding), periksa letak pintu dan jendela, letak dan dimensi
kolom utama, letak dan arah naik tangga, letak KM/WC, letak lift (jika ada),
perbedaan tinggi lantai dan arah pintu masuk/keluar utama.
Periksalah spesifikasi teknis mutu material, mutu SDM,
mutu alat dan metode kerja. Buatkan daftarnya dan ajukan kepada atasan anda
sebagai laporan.
c. Membuat hasil pemeriksaan gambar kerja dan
spesifikasi teknis menjadi acuan pelaksanaan.
Lakukan prosedur dibawah ini jika
gambar-gambar dan spesifikasi teknis telah siap
1. Buat penggandaan dokumen gambar kerja dan spesifikasi
teknis yang telah disesuaikan dengan lapangan dan telah mendapat persetujuan GS
dan pemilik gedung.
2. Buat instruksi kerja kepada tukang dan pekerja
3. Buat acuan baku mutu pekerjaan (material, alat & alat
berat, tenaga kerja)
4. Adakan pengontrolan pekerjaan dari sisi dimensi dan bentuk
bangunan
5. Buat daftar jenis pekerjaan yang harus anda laksanakan
6. Hitung kebutuhan material, alat & alat berat dan juga
kebutuhan tenaga kerja
7. Jadikan gambar dan speksifikasi teknis tadi sebagai acuan
membuat jadwal pelaksanaan.
8. Teliti lagi spesifikasi teknis untuk material, alat &
peralatan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan struktur &
pekerjaan arsitektur
Penyusunan Program Kerja Pelaksanaan Pekerjaan
Seorang pelaksana lapangan pekerjaan bangunan gedung dalam
melaksanakan tugasnya juga harus membuat program kerja secara cermat dan teliti
sehingga bisa membagi waktu, material, tenaga dan alat kerja secara tepat.
Tentu saja dengan berlandaskan pada gambar kerja yang telah diperbaiki dan
spesifikasi yang telah diperbaharui.
Langkah-langkah yang perlu
diperhatikan oleh seorang pelaksana lapangan dalam menyusun program kerja
adalah :
a. Melakukan identifikasi jenis pekerjaan, jenis
material, jenis peralatan dan alat berat serta jenis tenaga kerja yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan kontrak.
Sebelum membangun anda akan membutuhkan informasi berapa
sak semen yang akan dipakai? Berapa banyak besi yang akan digunakan dalam beton
bertulang? Karenanya anda wajib mengetahui material apa saja yang dibutuhkan,
kualitas material yang disyaratkan dalam kontrak dan seperti apa dasar
perhitungan volume tiap jenis material. Jadikan pemeriksaan ini sebagai acuan
bahan pemeriksaan material yang masuk dan keluar site anda. Identifikasikan
jenis pekerjaan persiapan (pengukuran, land clearing, pematokan/bowplanning,
dewatering, jalan masuk/keluar, direksi keet, Gudang, dll), jenis pekerjaan
tanah (penyelidikan tanah, penggalian, pemadatan), pekerjaan pondasi (penetapan
titik pancang, pemasangan pilecap, pemotongan tiang pancang, dll), pekerjaan
struktur (pembetonan, pembesian, perancah/scaffolding, perawatan beton),
pekerjaan arsitektur (kusen, pintu/jendela, plafon, plesteran, ornamen,
pengecatan, pencahayaan, dll), pelaporan (harian, pekanan, bulanan, PHO, FHO).
Cek pula dengan teliti material pondasi (tiang pancang, pile cap,
kawat las, dll), material pasangan/dinding/partisi (bata, semen, pasir ayakan),
material beton (pasir, semen, zat aditif, perancah, bekisting), material
perancah (besi/kayu), material atap/plafon (kayu, baja ringan, genting, seng,
tripleks, gypsum), material instalasi air bersih/kotor (pipa, klem, sambungan
pipa, perekat, aaccsesories, dll), material instalasi pemadam kebakaran (pipa,
nozzle, hydran, dll).
Selain itu anda juga perlu mengidentifikasi alat dan alat
berat apa saja yang anda butuhkan selama pelaksanaan. Hitunglah berapa
banyaknya beton mixer, hitunglah berapa unit excavator, hitung juga berapa
banyak dump truck yang anda butuhkan? Hitung semua jenis bersama volumenya.
Hitunglah berapa banyak peralatan tukang batu, tukang besi, tukang kayu, juru
ukur dan peralatan operator alat berat.
Peralatan dan material yang telah anda hitung perlu dihandle dengan benar. Karena itu
ketahuilah jenis dan jumlah tenaga kerja yang anda butuhkan untuk setiap item
pekerjaan. Hitung produktivitas mereka dan jadikan hasil perhitungan
itu untuk mengukur waktu penyelesaian pekerjaan anda.
b. Membuat jadwal penggunaaan material,
peralatan dan alat berat dan tenaga kerja sesuai dokumen kontrak.
Anda perlu mengontrol jadwal penggunaan material, alat
berat dan tenaga kerja sesuai dengan waktu yang telah diprogramkan. Jadwal ini
diperlukan karena tidak semua tenaga kerja akan berkerja secara bersamaan.
Tukang ubin misalnya, tidak akan bekerja sebelum tukang beton selesai bekerja.
Demikian juga tukang pasang atap baja ringan, tentu saja belum bisa dikerahkan
sebelum struktur dibawahnya selesai dikerjakan.
Siapkan program kerja, buat daftar kebutuhan material
setiap sektor, prediksikan kapan material dibutuhkan dan berapa besar
volumenya, pertimbangkan alat angkutnya dan buat tabel penggunaannya.
Buatlah jadwal penggunaan alat agar
anda bisa memperkirakan kapan alat-alat itu dioperasikan atau dimasukkan
kedalam site anda
Hitung jumlah tenaga kerja yang akan anda gunakan dalam
proyek pembangunan anda. Ingatlah bahwa jika pelaksanaan pembangunan anda enam
bulan maka tidak semua tenaga kerja akan bekerja full time dalam kurun waktu tersebut.
Buatlah jadwalnya seperti contoh tabel dibawah ini
Buatlah jadwalnya seperti contoh tabel dibawah ini
c. Membuat pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan
dokumen kontrak.
Jadwal pelaksanaan
pekerjaan mutlak diperlukan untuk mengetahui bahwa pekerjaan dapat dimulai dan
dapat diselesaikan dengan waktu yang telah direncanakan. Lakukan identifikasi
item pekerjaan apa yang akan dilaksanakan, hitung nilai dan bobot masing-masing
item, tentukan durasi pelaksanaannya, urutkan berdasarkan metode pelaksanaan
dan hitung total waktu pelaksanaan sejak proyek dimulai hingga akhir.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar