Sabtu, 18 Juli 2020

Gambaran/Spesifikasi Teknis/Rencana Kerja dan Syarat untuk Item Pekerjaan Pembangunan Gedung Bertingkat


Gambaran/Spesifikasi Teknis/Rencana Kerja dan Syarat untuk Item Pekerjaan Pembangunan Gedung Bertingkat
Pekerjaan Awal Pembangunan Bangunan Bertingkat
a.       Pematokan dan Pemasangan Pekerjaan di Lapangan
-Jika dianggap perlu oleh Direksi Teknik, Kontraktor harus mengadakan survai secara cermat dan memasang patok beton (Bench Marks) pada lokasi yang tetap untuk memungkinkan desain, atau pematokan dan pemasangan pekerjaan yang harus dibuat, dan juga untuk maksud sebagai referensi dimasa depan.
-Kontraktor harus memasang patok patok, konstruksi untuk membuat garis dan kelandaian halaman parkir dan sirkulasi , ketinggian drainase sesuai dengan gambar gambar kegiatan dan menurut perintah Direksi Teknik. Persetujuan Direksi Teknik atas garis dan ketinggian tersebut akan diperoleh sebelum pelaksanaan Pekerjaan konstruksi berikut sesuatu modifikasi (perubahan) yang diperlukan oleh Direksi Teknik yang harus dilaksanakan tanpa penundaan.
-Untuk pekerjaan-pekerjaan yang berkaitan dengan bangunan-bangunan gedung (bangunan utama terminal, peron dan fasiltas penunjang lainnya), pemasangan patokpatok/ bowplank harus disiku satu sama lain dan diukur dari as ke as pondasi.
-Untuk proses pengukuran dan pematokan tersebut, Kontraktor harus menyediakan semua instrumen yang diperukan, personil, tenaga dan bahan yang di minta untuk pemeriksaan pematokan di lapangan atau pekerjaan lapangan yang relevan.A.1.6.5.Peil dan Pengukuran-Kontraktor wajib memberikan kepada Direksi Teknik setiap kali suatu bagian pekerjaan akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketetapan peil-peil dan ukuran-ukurannya.
-Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran-ukuran satu sama lain dalam tiap pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada Direksi Teknik / setiap terdapat selisih / perbedaan-perbedaan ukuran, untuk diberikan keputusan pembetulannya. Tidak dibenarkan Kontraktor membetulkan sendiri kekeliruannya tersebut tanpa persetujuan Direksi Teknik.-Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peilpeil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam Gambar Kerja dan Syarat ini.
-Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan selanjutnya maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguhsungguh.
b.      Peil dan Pengukuran
-Kontraktor wajib memberikan kepada Direksi Teknik setiap kali suatu bagian pekerjaan akan dimulai untuk diperiksa terlebih dahulu ketetapan peil-peil dan ukuran-ukurannya.
-Kontraktor diwajibkan senantiasa mencocokan ukuran-ukuran satu sama lain dalam tiap pekerjaan dan segera melaporkan secara tertulis kepada Direksi Teknik / setiap terdapat selisih / perbedaan-perbedaan ukuran, untuk diberikan keputusan pembetulannya. Tidak dibenarkan Kontraktor membetulkan sendiri kekeliruannya tersebut tanpa persetujuan Direksi Teknik.
-Kontraktor bertanggung jawab penuh atas tepatnya pelaksanaan pekerjaan menurut peilpeil dan ukuran-ukuran yang ditetapkan dalam Gambar Kerja dan Syarat ini.
-Mengingat setiap kesalahan selalu akan mempengaruhi bagian-bagian pekerjaan selanjutnya maka ketetapan peil dan ukuran tersebut mutlak perlu diperhatikan sungguhsungguh.
c.       Pemakaian Ukuran
-Kontraktor tetap bertanggung jawab dalam menepati semua ketentuan yang tercantum dalam rencana kerja dan gambar kerja berikut tambahan dan perubahannya.
-Kontraktor wajib memeriksa kebenaran dari ukuran-ukuran keseluruhan maupun bagian-bagiannya dan memberitahukan Direksi Lapangan tentang setiap perbedaan yang ditemukannya didalam Rencana Kerja dan Syarat dan Gambar Kerja maupun dalam Pelaksanaan. Kontraktor baru diijinkan membetulkan kesalahan gambar dan melaksanakannya setelah ada persetujuan tertulis dari Direksi Lapangan.
-Pengambilan ukuran-ukuran yang keliru dalam pelaksanaan, didalam hal apapun menjadi tanggung jawab Kontraktor. Oleh karena itu sebelumnya, kepadanya diwajibkan mengadakan pemeriksaan menyeluruh terhadap semua gambar kerja yang ada.

d.       Rencana Kerja

-Kontraktor harus membuat Rencana Pelaksanaan Pekerjaan berupa “ Time schedule/Kurva S“ dan disahkan oleh Direksi Teknik dan diketahui oleh Pemberi Tugas. Kontraktor berkewajiban melaksanakan pekerjaan menurut rencana ini, hanya dengan persetujuan Direksi harus menyimpan dari rencana semula, maka kerugian yang dideritanya adalah tanggung jawab Kontraktor.

e.       Direksi, Los Kerja dan Gudang Bahan

-Kontraktor harus membuat los Direksi secukupnya, menggunakan bahan-bahan sederhana yang dapat dikunci dengan baik dan dilengkapi dengan peralatan sederhana.
-Kontraktor harus membuat ruangan-ruangan untuk menyimpan barang-barang atau alatalat lainnya dan untukkantor pelaksana.
-Cara-cara menimbun bahan-bahan di lapangan maupun di gudang harus memenuhi syarat teknis dan dapat dipertanggung jawabkan.
-Kontraktor harus membuat papan Kegiatan yang ukuran dan modelnya ditentukan oleh Direksi.

f.       Tanggung Jawab Kontraktor
Kontraktor bertanggung jawab atas :
-Ketelitian/ kebenaran hasil pelaksanaan yang dilakukan oleh pelaksana harus sesuai dengan Rencana Kerja dan Syarat-syarat serta Gambar gambar pelaksanaan.
-Kesehatan/Kesejahteraan/Penginapan Karyawan selama pelaksanaan pekerjaan.
-Kelancaraan Pelaksanaan Pekerjaan.
-Keamanan/Kerusakan dari equipment yang dipakai selama pelaksanaan pekerjaan.
-Penerangan pada tempat pelaksanaan pekerjaan.
-Penjagaan Keamanan Lapangan Pekerjaan.-Tidak diperkenankan :
·         Pekerja menginap di tempat pekerjaan kecuali dengan ijin Direksi Lapangan.
·         Memasak ditempat bekerja kecuali dengan ijin Direksi Lapangan.
·         Membawa masuk penjual-penjual makanan, buah, minuman, rokok dan sebagainya ke tempat pekerjaan.
·         Keluar masuk dengan bebas.

Interpretasi Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis

Seorang pelaksana lapangan pekerjaan gedung harus mampu membaca gambar kerja secara cermat dan teliti sehingga mampu membuat instruksi kerja secara benar.
Spesifikasi teknis adalah acuan baku mutu bagi seorang pelaksana lapangan dalam mengendalikan pekerjaan baik mutu waktu, mutu material, mutu tenaga maupun mutu biaya.
Langkah-langkah yang perlu dilakukan seorang pelaksana lapangan dalam membaca gambar kerja adalah :
a.      Mengidentifikasi gambar kerja dan spesifikasi teknis
Ada beberapa jenis gambar kerja yaitu gambar situasi, gambar denah, gambar perspektif dan gambar detail. Gambar-gambar ini berfungsi sebagai acuan untuk pelaksana lapangan dalam memberikan arahan kepada tukang dan pekerja dalam mengerjakan tiap item dalam kontrak anda.
Spesifikasi teknis adalah persyaratan khusus yang harus dipenuhi oleh pelaksana lapangan baik dari sisi dimensi strukturnya, kualitas maupun kuantitasnya. Persyaratan khusus ini erat hubungannya dengan persyaratan mutu material, mutu alat dan alat berat, mutu SDM serta dimensi struktur.
Dalam mengidentifikasi gambar kerja, mintalah pemilik gedung untuk menyediakan gambar-gambar dibawah ini :
1.      Gambar site plan
2.      Gambar denah lantai
3.      Gambar perspektif
4.      Gambar kerja pekerjaan pondasi
5.      Gambar kerja pekerjaan pembetonan
6.      Gambar kerja pekerjaan bekisting, perancah/scaffolding
7.      Gambar kerja pekerjaan kusen pintu dan jendela
8.      Gambar kerja pekerjaan atap
9.      Gambar kerja pekerjaan plafon
10.  Gambar kerja pekerjaan instalasi
11.  Gambar kerja pekerjaan plumbing
12.  Gambar kerja pekerjaan instalasi pemadam kebakaran
Jika gambar-gambar diatas lengkap tersedia maka anda siap dalam hal persiapan gambar kerja.
Setelah gambar-gambar lengkap, segera identifikasi spesifikasi teknis.  Anda dapat mengidentifikasi spesifikasi teknis ini dengan cara melihat ke dalam kontrak. Baca dengan teliti dan catat syarat khusus material, peralatan dan alat berat dan persyaratan tenaga kerja yang dibutuhkan. Perhatikan juga metode kerja karena metode kerja ini adalah bagian dari spesifikasi teknis yang harus anda penuhi.


    

b.  Memeriksa kesesuaian gambar kerja dan spesifikasi teknis dengan prosedur

Cocokkanlah kesesuaian gambar kerja dengan kondisi lapangan. Apabila ternyata kondisi lapangan berbeda dengan gambar kerja, maka anda sebagai pelaksana lapangan harus membuat gambar ketidakcocokan tersebut dan melaporkan ke atasan anda yaitu manajer lapangan untuk dibuatkan gambar revisi yang nantinya akan disetujui oleh General Superintended dan pemberi tugas/pemilik gedung. Setelah gambar revisi disepakati maka dapat anda jadikan acuan untuk pelaksanaan pekerjaan.

Lakukan pemeriksaan terhadap ukuran, kualitas dan kuantitas material bangunan. Lakukan juga pemeriksaan terhadap kuantitas dan kualitas alat dan alat berat yang diperlukan. Jangan lupa mengecek tenaga kerja apakah sudah sesuai dengan item pekerjaan atau tidak. Jika terdapat ketidaksesuaian atau sulit mendapatkan spesifikasi yang diinginkan, laporkan hal ini kepada atasan anda untuk dicerikan solusinya. Solusi ini harus disetujui oleh GS dan pemberi tugas/pemilik bangunan.

Lakukan pemeriksaan apakah gambar-gambar kerja yang diperlukan sudah lengkap Setelah itu periksa bentuk bangunan yang akan dibangun. Cek lagi apakah dimensi/ukuran strukturnya menggambarkan bentuk bangunan yang diinginkan pemilik gedung dan setelah itu pilihlah metode kerja yang sesuai.
Periksalah gambar denah. Lihat ukuran ruangan (Panjang lebar dan tinggi dinding), periksa letak pintu dan jendela, letak dan dimensi kolom utama, letak dan arah naik tangga, letak KM/WC, letak lift (jika ada), perbedaan tinggi lantai dan arah pintu masuk/keluar utama.
Periksalah spesifikasi teknis mutu material, mutu SDM, mutu alat dan metode kerja. Buatkan daftarnya dan ajukan kepada atasan anda sebagai laporan.

c.  Membuat hasil pemeriksaan gambar kerja dan spesifikasi teknis menjadi acuan pelaksanaan.
Lakukan prosedur dibawah ini jika gambar-gambar dan spesifikasi teknis telah siap
1.      Buat penggandaan dokumen gambar kerja dan spesifikasi teknis yang telah disesuaikan dengan lapangan dan telah mendapat persetujuan GS dan pemilik gedung.
2.      Buat instruksi kerja kepada tukang dan pekerja
3.      Buat acuan baku mutu pekerjaan (material, alat & alat berat, tenaga kerja)
4.      Adakan pengontrolan pekerjaan dari sisi dimensi dan bentuk bangunan
5.      Buat daftar jenis pekerjaan yang harus anda laksanakan
6.      Hitung kebutuhan material, alat & alat berat dan juga kebutuhan tenaga kerja
7.      Jadikan gambar dan speksifikasi teknis tadi sebagai acuan membuat jadwal pelaksanaan.
8.      Teliti lagi spesifikasi teknis untuk material, alat & peralatan, pekerjaan tanah, pekerjaan pondasi, pekerjaan struktur & pekerjaan arsitektur

Penyusunan Program Kerja Pelaksanaan Pekerjaan

Seorang pelaksana lapangan pekerjaan bangunan gedung dalam melaksanakan tugasnya juga harus membuat program kerja secara cermat dan teliti sehingga bisa membagi waktu, material, tenaga dan alat kerja secara tepat. Tentu saja dengan berlandaskan pada gambar kerja yang telah diperbaiki dan spesifikasi yang telah diperbaharui.
Langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh seorang pelaksana lapangan dalam menyusun program kerja adalah :


a.  Melakukan identifikasi jenis pekerjaan, jenis material, jenis peralatan dan alat berat serta jenis tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menyelesaikan kontrak.
Sebelum membangun anda akan membutuhkan informasi berapa sak semen yang akan dipakai? Berapa banyak besi yang akan digunakan dalam beton bertulang? Karenanya anda wajib mengetahui material apa saja yang dibutuhkan, kualitas material yang disyaratkan dalam kontrak dan seperti apa dasar perhitungan volume tiap jenis material. Jadikan pemeriksaan ini sebagai acuan bahan pemeriksaan material yang masuk dan keluar site anda. Identifikasikan jenis pekerjaan persiapan (pengukuran, land clearing, pematokan/bowplanning, dewatering, jalan masuk/keluar, direksi keet, Gudang, dll), jenis pekerjaan tanah (penyelidikan tanah, penggalian, pemadatan), pekerjaan pondasi (penetapan titik pancang, pemasangan pilecap, pemotongan tiang pancang, dll), pekerjaan struktur (pembetonan, pembesian, perancah/scaffolding, perawatan beton), pekerjaan arsitektur (kusen, pintu/jendela, plafon, plesteran, ornamen, pengecatan, pencahayaan, dll), pelaporan (harian, pekanan, bulanan, PHO, FHO).
Cek pula dengan teliti material pondasi (tiang pancang, pile cap, kawat las, dll), material pasangan/dinding/partisi (bata, semen, pasir ayakan), material beton (pasir, semen, zat aditif, perancah, bekisting), material perancah (besi/kayu), material atap/plafon (kayu, baja ringan, genting, seng, tripleks, gypsum), material instalasi air bersih/kotor (pipa, klem, sambungan pipa, perekat, aaccsesories, dll), material instalasi pemadam kebakaran (pipa, nozzle, hydran, dll).
Selain itu anda juga perlu mengidentifikasi alat dan alat berat apa saja yang anda butuhkan selama pelaksanaan. Hitunglah berapa banyaknya beton mixer, hitunglah berapa unit excavator, hitung juga berapa banyak dump truck yang anda butuhkan? Hitung semua jenis bersama volumenya. Hitunglah berapa banyak peralatan tukang batu, tukang besi, tukang kayu, juru ukur dan peralatan operator alat berat.
Peralatan dan material yang telah anda hitung perlu dihandle dengan benar. Karena itu ketahuilah jenis dan jumlah tenaga kerja yang anda butuhkan untuk setiap item pekerjaan.  Hitung produktivitas mereka dan jadikan hasil perhitungan itu untuk mengukur waktu penyelesaian pekerjaan anda.

           
Gambar Contoh Tabel Tenaga Kerja

b.   Membuat jadwal penggunaaan material, peralatan dan alat berat dan tenaga kerja sesuai dokumen kontrak.
Anda perlu mengontrol jadwal penggunaan material, alat berat dan tenaga kerja sesuai dengan waktu yang telah diprogramkan. Jadwal ini diperlukan karena tidak semua tenaga kerja akan berkerja secara bersamaan. Tukang ubin misalnya, tidak akan bekerja sebelum tukang beton selesai bekerja. Demikian juga tukang pasang atap baja ringan, tentu saja belum bisa dikerahkan sebelum struktur dibawahnya selesai dikerjakan.
Siapkan program kerja, buat daftar kebutuhan material setiap sektor, prediksikan kapan material dibutuhkan dan berapa besar volumenya, pertimbangkan alat angkutnya dan buat tabel penggunaannya.


Gambar contoh jadwal penggunaan material struktur atas
Buatlah jadwal penggunaan alat agar anda bisa memperkirakan kapan alat-alat itu dioperasikan atau dimasukkan kedalam site anda




Hitung jumlah tenaga kerja yang akan anda gunakan dalam proyek pembangunan anda. Ingatlah bahwa jika pelaksanaan pembangunan anda enam bulan maka tidak semua tenaga kerja akan bekerja full time dalam kurun waktu tersebut.

Buatlah jadwalnya seperti contoh tabel dibawah ini



c. Membuat pelaksanaan pekerjaan yang sesuai dengan dokumen kontrak.
Jadwal pelaksanaan pekerjaan mutlak diperlukan untuk mengetahui bahwa pekerjaan dapat dimulai dan dapat diselesaikan dengan waktu yang telah direncanakan. Lakukan identifikasi item pekerjaan apa yang akan dilaksanakan, hitung nilai dan bobot masing-masing item, tentukan durasi pelaksanaannya, urutkan berdasarkan metode pelaksanaan dan hitung total waktu pelaksanaan sejak proyek dimulai hingga akhir.
Gambar contoh time schedule dalam bentuk kurva S

Tidak ada komentar:

Posting Komentar